Rabu, 22 Februari 2012

Flora dan Fauna Jawa barat

Pohon Gandaria Identik Jawa barat
Gandaria merupakan nama pohon dan buah yang mempunyai nama latin (ilmiah) Bouea macrophylla. Pohon gandaria juga ditetapkan sebagai flora identitas dari provinsi Jawa Barat, mendampingi Macan tutul (Panthera pardus) yang ditetapkan sebagai fauna identitas provinsi Jawa Barat. Pohon gandaria (Bouea macrophylla) disebut juga sebagai ramania atau kundangan di beberapa daerah di Indonesia disebut dengan berbagai nama yang berbeda seperti gandaria (Jawa), jatake, gandaria (Sunda), remieu (Gayo), barania (Dayak ngaju), dandoriahwetes (Sulawesi Utara), Kalawasa, rapo-rapo kebo (Makasar), buwa melawe (Bugis). Gandaria dimanfaatkan mulai dari buah, daun, hingga batangnya. Buah gandaria yang masih muda sering dikonsumsi sebagai rujak atau campuran sambal gandaria. Buah gandaria yang matang dapat dimakan langsung. Daun gandaria sering digunakan sebagai lalap. Sedangkan batang gandaria dapat dimanfaatkan sebagai papan dan bahan bangunan. (Minangkabau),
Ciri-ciri. Pohon gandaria (Bouea macrophylla) mempunyai tinggi hingga mencapai 27 meter. Pohon yang ditetapkan sebagai flora identitas Jawa Barat ini memiliki tajuk yang membulat, rimbun dengan untaian daunnya yang berjuntai. Pohon ini lambat pertumbuhannya. Daun gandaria berbentuk bundar telur memanjang sampai lanset atau jorong. Permukaan daun mengkilat dan mempunyai ujungnya yang runcing. Ukuran daunnya berkisar antara 11- 45 cm (panjang) dan 4 – 13 cm (lebar). Bunga gandaria muncul dari ketiak daun dan berbentuk malai. Bunga berwarna kekuningan yang kemudian berubah kecoklatan. Buah gandaria berbentuk agak bulat dengan diameter antara 2.5-5 cm. Buah gandaria yang masih muda berwarna hijau. Ketika mulai tua dan matang buah berwarna kuning hingga jingga. Buah gandaria memiliki daging buah yang mengeluarkan cairan kental. Buah ini memiliki bau khas yang menyengat dan memiliki rasa agak asam hingga manis. Untuk perbanyakan pohon gandaria (Bouea macrophylla) bisa melalui persemaian biji ataupun dengan cara mencangkok.
Habitat dan Persebaran. Tanaman gandaria (Bouea macrophylla) merupakan tumbuhan asli Indonesia yang juga terdapat di semenanjung Malaysia dan Thailand. Di Indonesia tanaman ini banyak ditemukan di Sumatera, Jawa, Kalimantan dan Maluku. Pohon gandaria tumbuh di daerah beriklim tropis yang basah. Secara alami, tumbuhan yang menjadi flora identitas provinsi Jawa barat ini tumbuh di daerah dataran rendah hingga pada ketinggian 300 meter dpl. Namun pada tanaman yang dibudidayakan, gandaria mampu tumbuh dengan baik hingga ketinggian 850 meter dpl.
Pemanfaatan. Gandaria dimanfaatkan mulai dari buah, daun, hingga batangnya. Buah gandaria yang masih muda banyak dimanfaatkan sebagai rujak atau sebagai campuran pada sambal gandaria yang banyak diminati di Jawa Barat (Sunda). Buah Gandaria yang masih muda dapat pula diramu menjadi rujak Kanistren yang dipergunakan dalam upacara Tebus Wetengan pada saat wanita sunda hamil 7 bulan. Selain dibuat asinan dan sirup buah gandaria yang sudah matang juga dapat dikonsumsi (dimakan) langsung. Daun gandaria yang masih muda sering kali dimanfaatkan sebagai lalap. Sedangkan batang pohon gandaria bisa digunakan sebagai papan dan bahan bangunan lainnya. Di samping manfaat dari buah, daun, dan batang (kayu) gandaria. Pohon ini juga cocok ditanam di halaman sebagai tanaman peneduh karena memiliki tajuk yang lebat. So, gak ada salahnya ikut berpartisipasi dalam program one man one tree sekaligus mensukseskan tahun 2010 sebagai Tahun internasional Biodiversity dengan menanam pohon gandaria.

Fauna Jawa barat

Macan tutul Fauna Idenitas Jawa barat
Macan Tutul (Panthera pardus) di-tetapkan sebagai identitas Fauna Jawa Barat menggantikan Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) ber-dasarkan Keputusan Gubernur Ja-wa Barat Nomor 27 Tahun 2005 tanggal 20 Juni 2005.
MACAN TUTUL (Panthera pardus)
Nama Umum   : Macan Tutul, Macan Kumbang
Nama lain        : Javan Leopard, Panther.
Suku                : Felidae

Latar Belakang

Macan Tutul Fauna Identitas Provinsi Jawa Barat .Macan Tutul (Panthera pardus) di-tetapkan sebagai identitas Fauna Jawa Barat menggantikan Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) ber-dasarkan Keputusan Gubernur Ja-wa Barat Nomor 27 Tahun 2005 tanggal 20 Juni 2005. Satwa ini dilindungi berdasarkan Undang-undang RI No.5 Tahun 1990 dan peraturan pemerintah RI No.7 Tahun 1999 sedangkan menurut kriteria CITES (Konvensi Internasional untuk perdagangan spesies terancam punah) pada tahun 2001 macan tutul termasuk Appendix I, berarti hewan ini termasuk kategori genting (Endangered) dengan resiko kepunahan sangat tinggi.
Pertelaan
Di Asia Tenggara Macan Tutul adalah karnivora terbesar kedua setelah harimau. Berat rata-rata Macan Tutul jantan adalah 55 kg, dan macan betina 30 kg. Hal yang menarik dari Macan Tutul adalah memiliki dua pola warna, ada yang berwarna kuning dengan bintik-bintik hitam dan ada yang berwarna hitam (orang sering me-nyebutnya Macan Kumbang atau Panther), yang jika diperhatikan diantara pekatnya warna rambut Macan Kumbang akan terlihat bintik-bintik, mirip sekali dengan Macan Tutul kuning.
Habitat dan Penyebaran
Secara global, Macan Tutul tersebar di banyak wilayah yang meliputi wilayah Asia dan Afrika. Besarnya sebaran Macan Tutul ini me-nimbulkan variasi genetis dan morfologis pada tiap sub spesiesnya. Pada saat ini di provinsi Jawa Barat, Macan Tutul masih dapat dijumpai di beberapa kawasan: Taman Nasional Gunung Halimun-Salak; Taman Nasional Gunung Gede Pangrango; Cagar Alam Leuweung Sancang; gunung Patuha, Ciwidey; Cagar Alam Gunung Simpang, Cianjur; Cagar Alam Gunung Tilu, Cianjur; dan beberapa daerah lain yang tersebar di provinsi Jawa Barat.
Persebarannya tergantung pada ketersediaan sumber makanan, hewan ini biasa melakukan penandaan wilayah kekuasaannya dengan mengeluarkan urine dan membuat cakaran pada pohon.
Macan Tutul hidup di hutan-hutan yang masih alami atau padang rumput. Keberadaan Macan Tutul sangat dipengaruhi jumlah makan-an dan kondisi alam untuk kamuflase dalam berburu atau melindungi diri.

Makanan
Sebagai hewan karnivora Macan Tutul memakan berbagai jenis binatang antara lain babi, rusa, kera, tikus, reptil, burung, ikan dan berbagai binatang lainnya.
Perkembangbiakan
Anak Macan Tutul lahir dengan jumlah 2-3 ekor, anak macan akan membuka matanya dalam waktu 10 hari setelah dilahirkan dan selama 3 bulan, anak Macan Tutul akan mengikuti induknya untuk berburu. Macan Tutul betina cenderung untuk memelihara anaknya, betina yang sedang hamil akan mencari gua, celah di antara batu, semak belukar, atau rongga sebagai tempat untuk melahirkan dan merawat anaknya. Macan Tutul jantan juga ikut membantu pasangannya pada masa berkembang biak, salah satunya adalah dengan membawakan hasil buruan induk jantan untuk makanan anak dan induk betina.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Thank's gan infonya !!!!

www.bisnistiket.co.id

Posting Komentar